{[['']]}
Kera yang berbulu ungu nila ini dianggap sebagai anak Batara Narada, walaupun sebenarnya ia tidak pernah dilahirkan oleh siapa pun. Anila ada karena tercipta oleh kesaktian Batara Guru, dan diakukan sebagai anak Batara Narada.
Kisahnya begini:
Ketika Anoman lahir dan kemudian bersama ibunya dibawa ke kahyangan, Batara Guru sebagai ayahnya menggendong dan menimang-nimang bayi kera berbulu putih itu. Melihat hal itu, Batara Narada tidak dapat menahan rasa gelinya, sehingga is tertawa terbahak. Batara Guru merasa tersinggung, lalu berkata: "Cobalah lihat punggung Anda sendiri..." Ternyata, pada saat itu juga di punggung Batara Narada telah menempel seekor bayi kera berwarna ungu. Ketika Batara Narada sedang bingung karena tiba-tiba ada bayi kera menggelendot di punggungnya, Batara Guru berkata lagi: "Itulah anak Anda ......"
Sesudah dewasa, Anila menjadi patih di Kerajaan Guwakiskenda, yakni ketika Prabu Sugriwa menjadi raja negeri itu. Seperti juga rajanya, Patih Anila pun ikut bertempur di pihak Ramawijaya ketika menggempur Kerajaan Alengka untuk membebaskan Dewi Sinta. Dalam peperangan itu Patih Anila dengan bantuan Kapi Pramudya berhasil merebut Kembang Dewaretna yang sempat dirampas oleh Prabu Dasamuka dari tangan Batara Ganesya. Anila kemudian bahkan berhasil membunuh Patih Prahasta yang mencoba mempertahankan Kembang Dewaretna. Kepala Patih Prahasta, paman Prabu Dasamuka, diremukkan dengan sebuah tugu batu. Tugu itu adalah penjelmaan Dewi Windradi atau Indradi yang dikutuk oleh suaminya, Begawan Gotama.
Lakon-lakon yang melibatkan Anila:
- Anggada Duta
- Rama Tambak
- Prahasta Lena
- Bukbis
- Brubuh Alengka
PATIH ANILA, Wayang Kulit Purwa gagrak Jawa timuran.
ANILA, gambar grafis Wayang Kulit Purwa gagrak Yogyakarta.
ANILA, gambar grafis Wayang Kulit Purwa gagrak Surakarta.
ANILA, Wayang Kulit Purwa Bali.