{[['']]}
Suatu ketika Anggraini bertemu dengan Arjuna. Walaupun telah diberi tahu bahwa Anggraini sudah bersuami, Arjuna, yang merasa dirinya tampan dan sakti, dengan berbagai cara tetap berusaha merayunya. Setelah rayuannya gagal, Arjuna mencoba hendak memaksakan kehendaknya dengan cara kekerasan. Namun Dewi Anggraini memilih mati bunuh diri. Karena peristiwa ini Prabu Ekalaya marah. Ia menuntut agar Arjuna melayaninya berperang tanding. Alkirnya, dengan tipu daya Kresna yang membantu Arjuna, Ekalaya pun mati menyusul istrinya.
Jalan cerita mengenai kematian Ekalaya atau Palgunadi dan Dewi Anggraini, dalam pewayangan agak berbeda. Ketika Arjuna hampir berhasil memaksakan kehendaknya pada Dewi Anggraini, Aswatama memergokinya. Putra Begawan Drona itu berhasil mencegah perbuatan nista yang akan dilakukan Arjuna pada Anggraini. Terjadilah perkelahian.
Kesempatan itu digunakan Anggraini untuk lari pulang ke Kerajaan Paranggelung. Segera Anggraini mengadukan peristiwa itu pada suaminya. Namun Palgunadi tidak percaya. Ia tidak yakin Arjuna yang dikenalnya sebagai ksatria berbudi luhur mau berlaku senista itu. Prabu Palgunadi bahkan mencurigai istrinya sengaja hendak mengadu dia dengan Arjuna, dan bila ia mati terbunuh, Anggraini akan mempunyai kesempatan menjadi istri Arjuna.
Dewi Anggraini berusaha keras meyakinkan suaminya bahwa ia berkata yang sebenarnya, namun Palgunadi tetap tidak man percaya. Kecurigaan Palgunadi pada istrinya dapat dihilangkan setelah Aswatama datang memberikan kesaksian akan kebenaran laporan Dewi Anggraini.
Sesudah yakin istrinya berada di pihak yang benar, Prabu Palgunadi dengan kemarahan yang meluap segera berangkat ke Kasatrian Madukara, tempat tinggal Arjuna, untuk menyelesaikan soal itu sebagai secara laki-laki. Dalam perang tanding di antara keduanya, Palgunadi gugur. Mendengar berita kematian suaminya, Dewi Anggraini bunuh diri.
DEWI ANGGRAINI, gambar grafis Wayang Kulit Purwa gagrak Surakarta.