Posted by Jrink Hetfield
Posted on 12:28 AM

ANGGAWANGSA, RESI, dalam buku-buku wayang yang lama ditulis Hanggawangsa, adalah raksasa pertapa yang menolong Dewi Maerah setelah permaisuri Prabu Basudewa itu dibuang ke hutan dalam keadaan berbadan dua. Oleh Resi Anggawangsa, Dewi Maerah dibawa ke Pertapaan Wisarengga dan dirawat dengan baik sampai pada saat melahirkan. Setelah cukup bulannya, bayi dalam kandungan itu lahir dengan selamat dan diberi nama Kangsa. Namun beberapa hari kemudian Dewi Maerah meninggal dunia karena sakit setelah bersalin.
Resi Anggawangsa lalu mendidik dan mengajar Kangsa dengan berbagai ilmu sehingga anak Dewi
A,
Anggawangsa,
{[['

']]}
Posted by Jrink Hetfield
Posted on 12:17 AM

ANGGADA, salah satu tokoh wayang yang berujud kera berbulu merah. la anak tunggal Resi Subali, raja kcra dari Kerajaan Guwakiskenda, sedangkan ibunya seorang bidadari bernama Dewi Tara. itulah sebabnya, ia juga disehut Subaliputra atau Subalisuta. Ketika masih bayi, ayahnya tewas dipanah oleh Ramawijaya pada saat sedang berkelahi mclawan Sugriwa, adiknya. Mereka herkelahi memperebutkan Dewi Tara, sekaligus juga memperebutkan kekuasaan di Guwakiskenda. Setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin dengan Sugriwa, Anggada diasuh dan dididik dengan baik serta penuh kasih sayang oleh Sugriwa.
Dalam
A,
Anggada,
{[['

']]}
Posted by Jrink Hetfield
Posted on 9:25 AM

ADIRATA, yang juga bergelar Prabu Radeya, adalah raja Petapralaya. Istrinya bernama Dewi Nadha atau Radha. Mereka tidak mempunyai anak. Setelah mohon petunjuk para dewa, Adirata bertapa di tepi Sungai Swilugangga, dan tak lama kemudian ia menemukan sebuah kendaga, kotak kayu, berisi seorang bayi. Bayi itu dipungut anak, dan diberi nama Basukarna.
Adirata menurut Kitab Mahabarata, menjadi tokoh bukan karena is sakti atau mempunyai darah bangsawan. Ia adalah ayah angkat Adipati Karna, atau Basukarna, yang sebenarnya adalah anak sulung Dewi Kunti dari Batara Surya. Kedudukannya sebagai ayah ang
A,
Adirata,
{[['

']]}
Posted by Jrink Hetfield
Posted on 11:49 PM

ADIMANGGALA, resminya adalah anak Ki Demang Antagopa dari Widarakandang. Tetapi sebenarnya ia adalah anak gelap yang lahir dari skandal yang dilakukan ibunya, Ken Sayuda, dengan Ugrasena putra Prabu Basukunti, raja Mandura. Untuk menutupi berbagai skandal yang melibatkan Ken Sayuda, wanita cantik itu dikawinkan dengan Antagopa, Demang Widarakandang. Ken Sayuda, oleh sebagian dalang disebut Ken Yasoda.
Setelah dewasa Adimanggala menjadi patih di negri Awangga, pada zaman pemerintahan Adipati Karna. Dalam Baratayuda Patih Adimanggala bertempur di pihak Kurawa. Ia mati sampyuh, mati bersama lawa
A,
Adimanggala,
{[['

']]}
Posted by Jrink Hetfield
Posted on 10:06 PM

ABIYASA, yang bergelar begawan, adalah kakek keluarga Pandawa dan Kurawa. Ayah Abiyasa adalah Begawan Palasara, pertapa terkenal dari gunung Rahtawu. Ibunya, yang bernama Dewi Durgandini telah pergi meninggalkannya sejak Abiyasa masih bayi. Ayahnyalah yang memelihara, merawat, membersarkan, dan mendidik Abiyasa. Mula-mula mereka berkelana dari negeri satu ke negeri lainnya, tetapi kemudian menetap di Pertapaan Sata Arga (di pedalangan sering disebut Sapta Arga). Dari Begawan Palasara ia mewarisi bakat sebagai pertapa, selain mendapat pengajaran mengenai ilmu kesusastraan dan ketatanegaraan.
A,
Abiyasa,
{[['

']]}
Posted by Jrink Hetfield
Posted on 7:05 PM

ABIMANYU, putra kesayangan Arjuna dari salah seorang istrinya yang bernama Dewi Subadra, yang dalam pewayangan lebih dikenal dengan sebutan Wara Sembadra. Nama Abimanyu mengandung arti "kalau ia sedang marah, tak ada yang berani mendekat".
Abi atau abhi artinya dekat, manyu artinya marah.
Berbagai lakon yang melibatkan Abimanyu:
Abimanyu Lair (lahirnya Abimanyu)
Bambang Senggoto (Bambang Semboto)
Bambang Wijanarka
Abimanyu Kerem
Abimanyu Gendong
Murcalelana
Bima Kopek
Abimanyu Krama
Gendreh Kemasan
Gambir Anom
Wahyu Cakraningrat
Wahyu Widayat
Kitiran Petak (Kitiran Putih)
Mayanggana
Abimanyu
A,
Abimanyu,
{[['

']]}
Posted by Jrink Hetfield
Posted on 4:39 PM

ABILAWA, JAGAL, adalah nama samaran yang digunakan oleh Bima ketika ia bersama saudara-saudaranya, para Pandawa lainnya, dan Dewi Drupadi bersembunyi di Kerajaan Wirata. Ini terjadi sesudah para Pandawa yang disertai Dewi Drupadi selesai menjalani masa pembuangan di hutan selama 12 tahun, karena kalah di meja judi. Menurut perjanjian yang telah disepakati antara pihak Pandawa dan Kurawa, sesudah masa pembuangan itu Pandawa harus bersembunyi dan menyamar selama satu tahun. Bilamana dalam waktu setahun itu salah seorang di antara para Pandawa dapat ditemukan dan dikenali penyamarannya oleh Kura
A,
Abilawa,
{[['

']]}